Senin, 05 Maret 2012

GAMBARAN UMUM RETAIL


Manajemen merupakan suatu ilmu yang unik dan fleksibel. Dikatakan unik karena manajemen merupakan campuran antara ilmu dan seni yang digunakan bersama-sama dengan maksud untuk mencapai tujuan. Sedangkan dikatakan fleksibel karena ilmu manajemen tidak hanya dapat diterapkan dalam satu bidang saja, melainkan bisa diterapkan dalam berbagai macam bidang dimana penerapan manajemen pada suatu bidang bisa saja berbeda dengan penerapan manajemen pada bidang lainnya. Misalnya adalah manajemen sumber daya manusia yang lebih menitik beratkan dalam masalah pengaturan manusia atau karyawan, manajemen keuangan yang menerapkan manajemen dalam bidang keuangan, manajemen produksi yang menitik beratkan penerapan manajemen dalam proses produksi suatu perusahaan atau pabrik, dan lain-lain.
Seperti yang telah disebutkan diatas, manajemen bisa diterapkan dalam berbagai macam bidang. Dengan demikian ilmu manajemen bisa juga diterapkan dalam bidang ritel. Penerapan manajemen dalam bidang ritel berbeda dengan penerapan manajemen secara umum.. Untuk lebih memperjelas perbedaan penerapan manajemen secara umum dan manajemen dalam bidang ritel, berikut akan dijelaskan mengenai manajemen secara umum dan manajemen dalam bidang ritel.
Definisi Ritel
Agar dapat memahami mengenai manajemen ritel, maka perlu dipahami dahulu mengenai ritel atau juga sering disebut sebagai bisnis eceran. Definisi ritel menurut Berman dan Evans (2001:3) adalah : “Retailing consists of the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal, family, or household use”.
Pengertian dari pernyataan di atas adalah ritel terdiri atas aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam mejual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri, keluarga, ataupun rumah tangga. Dari definisi diatas bisa dikatakan bahwa bisnis ritel terdiri dari beberapa aktivitas yang saling mendukung dan mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan antara pedagang dan konsumen. Jadi bisnis ritel tidak bisa terdiri dari satu kegiatan saja. Dari pernyataan di atas juga di katakan bahwa ritel terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk kebutuhan mereka, sehingga bisa dikatakan bisnis ritel juga merupakan bisnis yang berinteraksi langsung dengan konsumen. Adapun sifat dan karakteristik dari konsumen pada umumnya adalah selalu berubah menuju kepada suatu keadaan yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi dirinya. Oleh karena itu, agar dapat terus berhasil, bisnis ritel harus dapat berubah dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dari konsumen.
Dalam rangka menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dari konsumen, peritel memerlukan struktur pasar eceran yang mendukung. Struktur pasar eceran haruslah menggambarkan keadaan sebagai berikut:
§ memberikan strategi pesaing dan dasar-dasar keunggulan kompetitif.
§ mengidentifikasi kondisi serta perubahan struktural
§ menyempurnakan strategi positioning.
§ Menganalisa eceran, Merchandise mix, harga, lokasi, store format (bentuk bangunan, interior dan lain-lain), dan tehnik-tehnik menjual.
Klasifikasi Retail
Bisnis ritel bisa dikelompokkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yaitu:
A. Klasifikasi Deskriptif
Menurut Mason dan Mayer (1990:7), dalam klasifikasi ini pasar eceran dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
1.Type of ownership (tipe kepemilikan)
Yaitu toko-toko atau bisnis eceran yang berdiri sendiri, dimiliki secara individual dan              umumnya merupakan perusahaan kecil. Dalam pengoperasian sejumlah unit retail ataupun cabang retail di bawah kepemilikan dan pengendalian sebuah perusahaan atau keluarga atau seseorang. Rantai retail atau bisnis eceran dapat terjadi Tipe ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a.Manufacturer-Owned
Beberapa pabrikan melakukan forward integration yang artinya mereka mendirikan bisnis eceran sendiri sebagai penyalur hasil produksinya kepada konsumen akhir. Adapun perusahaan melakukan hal itu karena:
·         Secara ekonomis lebih menguntungkan.
·         Ingin mengendalikan Saluran distribusi secara menyeluruh.
·         Ingin bereksperimen dalam hal penyempurnaan produk dan metode perdagangan.
b.Government-Owned
Tipe dimana pemerintah sebagai pemilik (owner) dari bisnis eceran sekaligus mengoperasikannya. Bidang usaha dalam tipe ini biasanya adalah segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak dan masih bersifat sosial.Contoh: penjualan bensin oleh Pertamina.
c.Farmer-Owned
Suatu tipe kepemilikan dimana sekelompok petani mendirikan . Dan mengoperasikan bisnis eceran.Mereka mendirikan bisnis eceran dengan tujuan untuk mendistribusikan hasil panen mereka.

SALURAN DISTRIBUSI
Saluran tradisional, masing-masing pihak mempunyai tugas yang terpisah.
Saluran penjualan tradisional telah berubah menjadi saluran vertikal, dimana dalam beberapa jalur distribusi barang dagangan, produsen, pedagang besar dan peritel ditangani oleh perusahaan-perusahaan independen yang bukan merupakan anggota saluran distribusi. Saluran vertikal merupakan saluran distribusi yang melibatkan sekumpulan perusahaan anggota saluran. Biasanya mereka mengggunakan integrasi vertikal yang terdiri dari produsen, pedagang besar, dan peritel yang bertindak sebagai satu sistem yang terintegrasi.
Sistem pemasaran vertikal ini dapat didominasi oleh produsen, pedagang besar, atau peritel. Sistem ini muncul akibat adanya upaya anggota saluran yang lebih kuat untuk mengendalikan perilaku saluran dan menghilangkan konflik yang terjadi bila para anggota saluran independen mengejar tujuan mereka sendiri. Contoh, kebanyakan peritel besar di AS seperti Wal-Mart dan Home Depot maupun Makro di Indonesia melakukan dua aktivitas sekaligus, yaitu penjualan grosir dan ritel. Mereka membeli secara langsung dari produsen, mengirimkan barang-barang dagangan ke gudang untuk disimpan, dan kemudian mendisribusikan barang-barang tersebut ke toko-toko mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar